Jakarta-25 Oktober 2018, PT Tirta Investama – Pabrik Wonosobo (Pabrik AQUA Wonosobo) mengantarkan Kampung Wisata Sayur “Cengkul”, Blederan menerima Penghargaan ProKlim Utama 2018. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya kepada Kepala Desa Blederan, Yudi Cahyadi di Gedung Manggala Wanabhakti. Penghargaan ProKlim (Program Kampung Iklim) adalah program berlingkup nasional yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi lokal untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan upaya pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Stakeholder Relation Manager Pabrik AQUA Wonosobo, Basuki Rokhmat menceritakan bahwa awalnya pada tahun 2014, Pabrik AQUA Wonosobo mendampingi warga Desa Blederan untuk mengembangkan industri rumah tangga untuk pembuatan opak. Upaya tersebut kemudian berkembang ke pertanian ramah lingkungan dengan sayur organik di pekarangan, hal ini karena melihat masih banyak lahan yang kurang dimanfaatkan di sekitar pemukiman. Perkembangannya positif, tahun 2018 tercatat sebanyak 500 KK yang bergabung dari awalnya yang hanya 30 orang. “Kekuatan dari program ini adalah menggerakkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Munawaroh. Ibu-ibu ini yang kemudian langsung mengajak serta para suami yang sebagian besar petani sayur, pemuda dan anak-anak untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong di pemukiman menjadi kebun sayur organik” kata Basuki.
Saat menerima penghargaan, Kepala Desa Blederan, Yudi Cahyadi menyampaikan terima kasihnya atas dukungan semua pihak, tidak hanya Pabrik AQUA Wonosobo, tetapi juga dinas terkait dan khususnya Masyarakat Blederan. “Adalah tantangan tersendiri untuk mengajak masyarakat mewujudkan ProKlim, butuh waktu dan proses sekian lama hingga masyarakat saat ini dengan sukacita berlomba-lomba belajar budidaya sayur di pekarangan. Hasilnya pun secara ekonomi sangat membantu keseharian ibu-ibu” jelas Yudi.
Selama pertanian ramah lingkungan di pekarangan ini berjalan, inisiatif positif ini juga terus berkembang, dari 2 RT sekarang menjadi 6 RT. Guna menjaga ketersediaan komoditi sayur sekaligus kestabilan harga, KWT Munawaroh menyepakati untuk menanam jenis sayur organic yang berbeda di setiap RT. Selain sayur mayur, Blederan juga mengelola mata air sebagai sumber air bersih di desa, dan warga menanam pohon untuk menjaganya tetap lestari. Dari peternakan yang ada, warga Blederan juga memanfaatkan biogasnya, aktifitas ini yang secara kongkret mengurangi emisi GRK. Air melimpah di Blederan dimanfaatkan untuk budidaya perikanan yang produk Abon Lelenya juga sudah dipasarkan. “Kampung kami jadi lebih asri, bersih dan makin sejuk. Kami yakin bekal yang sudah ada ini selama kita jaga dengan mengedepankan kearifan lokal, saya yakin akan mendukung Kampung kami menuju Kampung Wisata”, tutup Yudi.