Pada hari ini Jejaring Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum  dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) menggelar Forum Inspirasi “Air Untuk Semua” di Epicentrum Walk Jakarta. Tema yang diangkat adalah berbagai terobosan dan alterntif cara untuk mengejar sisa capaian target 30% akses air minum (Universal Access) untuk Indonesia pada 2019. Skema pembiayaan kredit mikro dan pelibatan dunia bisnis menjadi salah satu pesan kunci dalam forum ini.

 

Kegiatan ini menghadirkan inspirator-inspirator yang terlibat langsung dalam pencapaian target Universal Access tersebut, seperti Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pengembangan Regional, Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, Penggiat serta ketua pertama jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Nasional, Dr. Ir. Oswar Mungkasa, Ketua LSM Yayasan Masyarakat Peduli-Nusa Tenggara Barat (NTB), Ellena Rachmawati, Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, Direktur Umum PD BPR BKK Purwodadi Kabupaten Grobogan, Koesnanto SH serta Ketua KSM Tirto Makmur, Desa Dorolegi, Kabupaten Grogokan, Kholil. 

 

Ini bukan forum berbagi pembelajaran, pengetahuan serta pengelaman (sharing session) yang tidak biasa. Beberapa sesi dan para inspirator ditampilkan secara menarik. Diawali dengan sesi pembuka, Dr. Ir. Arifin Rudiyanto mengatakan bahwa cakupan air minum nasional sampai tahun 2015 sebesar 70,97%. Ini memang melebihi target MDGs Indonesia yaitu 68,86%. Namun, “Pemerintah masih perlu meningkatkan pencapaiannya untuk mengejar target di daerah pedesaan”, ujarnya. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Pemerintahan Jokowi mentargetkan pada tahun 2019 sudah mencapai 100%.

 

“Berarti kita harus bekerja keras untuk merealisasi gap akses eksisting dan target, kira-kira sekitar sebesar 30-an %. Hal ini berarti rata-rata per tahun harus ada kenaikan sebesar 6 %,” tambah Arifin. Lebih lanjut, Arifin memaparkan bahwa untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan dana sebesar 274,8 triliun rupiah. Beliau menegaskan,  “APBN nampaknya maksimal hanya menyediakan 30 % dari kebutuhan dana yang dibutuhkan. Sehingga peran serta dan kontribusi semua elemen pembangunan sangat diharapkan. Berbagai upaya, termasuk terobosan akses kredit mikro kepada warga guna mendapatkan akses air minum, tentu dapat dijadikan alternatif pendanaan”.

 

Skema pembiayaan alternatif dapat menjadi pilihan bagi masyarakat dan penggiat penyediaan akses air minum maupun sanitasi. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh PD BPR BKK Purwodadi Kabupaten Grobogan dengan kredit mikro dalam program BKK Air. Koesnanto SH selaku Direktur Umum PD BPR BKK Purwodadi menuturkan, “BPR BKK Purwodadi menetapkan target sebanyak 12.000 masyarakat mendapatkan fasilitas kredit pembuatan jamban sehat, sanitasi sehat dan air minum melalui skema Kredit BKK Air, dimana target ini diusahakan tercapai dalam jangka waktu 3 tahun”. Sampai dengan September 2016, pencapaian Kredit BKK Air adalah 8.649 jiwa penerima pemanfaat dari 2.355 nasabah dengan Total Realisasi Pinjaman sebesar Rp. 3.238.000.000, katanya bangga.

 

Selain pembiayaan kredit mikro oleh PD BPR Purwodadi Kabupaten Grobogan, dari pihak swasta, AQUA sebagai pelopor Air Minum Kemasan meluncurkan kembali program AQUA “Satu untuk Sepuluh” yang bekerjasama dengan mitra AMPL untuk mengembangkan alternatif pembiayaan kredit mikro untuk peningkatan akses air bersih dan sanitasi.

 

Leila Djafaar, Vice President General Secretary Danone Indonesia, mengatakan “Ini merupakan komitmen kami untuk mendukung program pemerintah mewujudkan target Universal Access 2019. Sejak tahun 2007, AQUA telah melakukan berbagai inisiatif untuk peningkatan akses air bersih masyarakat di sekitar wilayah operasional dan di berbagai wilayah yang membutuhkan.  Kami juga melibatkan konsumen untuk ambil peranan dalam tujuan baik ini melalui program AQUA “Satu untuk Sepuluh” pada tahun 2007, 2009, dan di akhir tahun 2016 kami luncurkan kembali.”

 

Leila melanjutkan bahwa dalam pelaksanaan program “Satu untuk Sepuluh” 2016 akan diterapkan dengan skema pembiayaan kredit mikro. Leila menambahkan, “Kami berharap dengan skema ini, program peningkatan akses air bersih dan sanitasi yang dilakukan akan memiliki dampak yang lebih luas dan berkelanjutan”.

 

Melalui program “Satu untuk Sepuluh”, konsumen dapat berkontribusi dengan cara yang mudah, dimana setiap 1 liter AQUA berlabel khusus yang dikonsumsi, maka AQUA akan menyediakan 10 liter air bersih untuk masyarakat yang membutuhkan.

 

Acara yang dihadiri oleh berbagai kalangan dan para pemangku kepentingan, seperti: pemerintah pusat dan daerah, dari akademisi dan pakar, berbagai asosiasi, dan aliansi kepala daerah, pihak swasta, kalangan media massa, serta para tokoh dan aktivis yang memiliki kesamaan cita-cita untuk meningkatkan layanan dasar bagi masyarakat, khususnya akses air minum untuk semua lapisan masyarakat Indonesia. Sesuai dengan semangat Jejaring AMPL, pada akhir acara seluruh pihak mendeklarasikan komitmen untuk berkontribusi pada percepatan pencapaian target Universal Access air minum dan sanitasi di Indonesia.

 

-Selesai-

 

Tentang Universal Access 2019

 

Air minum (dan sanitasi) adalah kebutuhan dasar manusia. Pemerintah Indonesia bercita-cita di akhir tahun 2019 dapat mencapai universal access air minum dan sanitasi. Ini dimaknai bahwa 100% masyarakat mendapatkan layanan air minum dan 100% akses sanitasi yang layak. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2005-2025. RPJPN mengamanatkan pada akhir periode RPJM 20015-2019 layanan dasar air minum dan sanitasi dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita ini tentunya diperlukan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.

 

Tentang Jejaring AMPL

 

Jejaring AMPL merupakan suatu wadah sinergi dan koordinasi para palaku utama, pemangku kepentingan dan siapapun yang memiliki kepedulian pada upaya pembangunan di bidang air minum dan penyehatan lingkungan. Jejaring ini bergerak bersama sebagai:

•  Pusat informasi, tukar pengalaman dan pengetahuan sesama pelaku utama, baik dari kalangan birokrasi atau pemerintahan, kalangan swasta, akademisi, jurnalis hingga tokoh dan aktivis lainnya.

•  Pendorong dan pendukung upaya solusi atas permasalahan AMPL dalam skala nasional dan lokal.

•  Wadah berbagai pengalaman, penyebaran informasi, opsi teknologi, metodologi dan praktek-praktek terbaik dalam mewujudkan AMPL yang laya,  baik Nasional maupun Internasional.

•  Sekretariat Jejaring AMPL beralamat di Menteng Square, Jl. Matraman Raya No. 30E, Jakarta. Informasi selengkapnya tentang Jejaring AMPL dapat diakses melalui situs: http://www.jejaringampl.org

 

Informasi lebih lanjut silakan menghubungi:

Departemen Corporate Communication

PT. Tirta Investama (AQUA Grup)

Telepon: (021) 2996 1000                                              
Email: corpcomm.aqua@danone.com

 

Cognito Communications

Agus Hermawan

Telepon: (021) 7399928

E-mail: agus@cognito.co.id

 

FACT SHEET

PROGRAM PENINGKATAN AKSES AIR BERSIH DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

AQUA GRUP

 

 

TENTANG PROGRAM “SATU UNTUK SEPULUH”

 

  • Sebagai perusahaan Air Minum Kemasan yang beroperasi di Indonesia, AQUA secara konsisten turut mendukung target program pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 yang mencanangkan gerakan 100% akses air minum, 0% pemukiman kumuh dan 100% akses sanitasi layak pada 2019 atau Universal Access 2019.
  • Untuk pencepaian RPJMN dalam 5 tahun ke depan, Pemerintah menargetkan adanya peningkatan pada akses air minum aman sebesar 30% dan 40% di sektor sanitasi layak.
  • Target pemerintah ini sesuai dengan misi AQUA untuk membangun Indonesia yang lebih sehat.   Karenanya, sejak 2007,  AQUA juga telah mengembangkan program peningkatan akses air minum dan sanitasi layak di sekitar wilayah operasional dan wilayah yang membutuhkan. AQUA juga mengajak konsumen terlibat dalam tujuan baik itu dengan nama program “Satu Untuk Sepuluh” yang telah berjalan sejak tahun 2007 dan telah memberikan manfaat bagi > 50.000 jiwa.
  • Dalam program Satu Untuk Sepuluh, konsumen dapat berkontribusi dengan cara yang mudah, dimana dengan setiap 1 liter AQUA yang dikonsumsi, maka AQUA akan menyediakan 10 liter air bersih untuk masyarakat yang membutuhkan.
  • Pada periode tertentu di tahun 2007 dan 2009, AQUA mengkonversikan jumlah liter air produk 600 ml dan 1500 ml (tahun 2007), 600 ml dan 240 ml (tahun 2009), dan 600ml kemasan khusus yang dikonsumsi menjadi program peningkatan akses air bersih di Kabupaten TTS dan Kupang, Propinsi NTT dengan tagline “Satu Untuk Sepuluh”
  • Sebagai bentuk konsistensi program ini, di bulan Oktober 2016, AQUA kembali melanjutkan program “Satu untuk Sepuluh” dan mengajak seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk turut berpartisipasi.
  • Kali ini AQUA akan mengkonversikan jumlah liter air produk 600ml berlabel khusus yang dikonsumsi menjadi 10 liter air bersih untuk masyarakat yang membutuhkan. Bekerjasama dengan mitra AMPL, AQUA akan menerapkan skema pembiayaan kredit mikro yang disebut water credit.
  • Melalui skema pembiayaan kredit mikro, dana bantuan yang AQUA salurkan melalui lembaga keuangan mikro di daerah-daerah dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan lebih banyak program peningkatan akses air bersih dan sanitasi.
  • Selain konsumen, program ini juga melibatkan LSM (ACF,) dan Pemerintah Daerah (Pokja AMPL)
  • Komitmen pelaksanaan SUS merupakan komitmen jangka panjang. Pendampingan dijalankan hingga tahun 2018
  • AQUA juga mendukung pemerintah daerah untuk memiliki Rencana Strategis di sektor Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) serta kelompok kerja (Pokja AMPL) yang merupakan institusi lintas sektor terkait (Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan).  Untuk memperkuat institusi Pokja AMPL, diselenggarakan berbagai pelatihan teknis dan pendampingan bagi aparat Pemerintah Daerah.

 

CAPAIAN SELURUH PROGRAM PENINGKATAN AKSES AIR BERSIH DAN SANITASI AQUA

 

Penerima manfaat         : 130.000 jiwa

Lokasi program              : 17 kabupaten

Kemitraan                        : 19 mitra LSM dan 1 universitas

Desa Bebas Buang Air Besar Sembarangan (Desa ODF):

·         Bali       : Banjar Bukian dan Kiadian, Desa Plaga, Kabupaten Badung, Bali

·         NTT      : Empat desa di Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang