Sebanyak 50,9% jemaah haji Indonesia mengalami dehidrasi di tanah suci
Jakarta, 19 Agustus 2015– Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaji) - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan Indonesian Hydration Working Group (IHWG) hari ini meluncurkan Buku Panduan Hidrasi Saat Haji dan Umroh. Buku ini ditujukan kepada para tenaga kesehatan dalam membina kesehatan jemaah haji agar terhindar dari dehidrasi akibat perbedaan suhu dan kelembaban yang sangat ekstrim dibandingkan di Tanah Air. Dehidrasi juga merupakan salah satu penyakit yang sering diderita para jemaah haji asal Indonesia yang dapat mempengaruhi kualitas Ibadah di tanah suci.
Hasil survei yang dilakukan oleh xxx terhadap 112 jemaah haji yang dirawat di BPHI Mekkah dan Madinah selama Pra dan Pasca Armina pada tahun 2014, memperlihatkan jemaah yang mengalami dehidrasi sebanyak 50,9% secara kualitatif (berdasarkan warna urin) dan 19,5% secara kuantitatif (berat jenis urin/urine specific gravity).
Mengingat ekstrimnya perbedaan kondisi cuaca di Tanah Air dan Tanah Suci, para jemaah haji dan umroh dianjurkan untuk selalu menjaga asupan air mereka. Hal ini juga dinyatakan oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, DR. dr. Fidiansjah, Sp.KJ., MPH., dalam acara peluncuran Buku Panduan Hidrasi Saat Haji dan Umroh di Hotel Double Tree, Jakarta, “Saat beribadah di Arab Saudi, jemaah akan menghadapi perbedaan suhu udara dan kelembaban yang sangat ekstrim dibandingkan di Tanah Air. Salah satunya adalah kondisi panas dengan suhu yang cukup tinggi dan kelembaban yang rendah. Kondisi ini menyebabkan jemaah haji dan umroh mudah mengalami kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi.”
Dr. Fidiansjah menambahkan bahwa pada kondisi ekstrim, kondisi dehidrasi yang melanda jemaah dapat menyebabkan kondisi fatal, seperti heat stroke, yang dapat membawa kematian, apalagi bagi jemaah kita yang mayoritas lanjut usia.“ Oleh karena pentingnya pencegahan dehidrasi pada jemaah haji dan umroh, baik jemaah yang sehat, jemaah lanjut usia maupun jemaah dengan penyakit tertentu yang berisiko tinggi, maka Puskeshaji menganggap perlu dibuatkan panduan praktis bagi para Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) termasuk yang bertugas di Tanah suci saat ibadah haji,” tegas dr Fidiansjah.
Dalam acara tersebut hadir pula Ketua Tim Penyusun Buku Panduan Hidrasi saat Haji dan Umroh, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO., yang menyampaikan tujuan dibuatnya buku ini, “Buku pedoman ini ditujukan bagi tenaga kesehatan baik di Tanah Air sebagai fungsi pembinaan kesehatan bagi jemaah haji maupun di Tanah Suci dan sebagai fungsi pelayanan kesehatan, Isinya adalah informasi untuk memahami tentang kegiatan ibadah haji dan umroh, fisiologi hidrasi dan patofisiologi dehidrasi, proses adaptasi tubuh dan proses penuaan, faktor-faktor yang mempengaruhi status hidrasi jemaah haji dan umroh, pelaksanaan persiapan sebelum, selama dan sesudah ibadah haji dan umroh, deteksi dini dan tata laksana gangguan hidrasi pada jemaah haji dan umroh serta contoh kasus penyulit pada dehidrasi.”
Dr. Imran pun menambahkan, “Perlu saya sampaikan juga, lima jenis penyakit penyebab utama kematian jemaah haji Indonesia tahun 2014 adalah penyakit kardiovaskular (50%), penyakit saluran pernafasan (16,67%), penyakit karena defisiensi nutrisi (11,11%), gejala klinik dan laboratorium abnormal (11,11%) serta penyakit infeksi (5,56%). Hampir semua penyakit ini dapat diperburuk kondisinya dengan dehidrasi.”
Indonesian Hydration Working Group (IHWG) yang diwakili oleh dr. Purwita Wijaya Laksmi, SpPD., K-Ger. menyampaikan, “Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh adalah salah satu hal yang penting untuk dilakukan guna menghindari terjadinya gejala dehidrasi yang sering dialami oleh jemaah haji di Tanah Suci. Maka dari itu diperlukan pengetahuan yang cukup tentang bagaimana menjaga kesehatan agar jemaah mampu menjalankan ibadah haji dan umroh dengan khusyu’.”
Sebagai salah satu perusahaan di Indonesia yang peduli terhadap kesehatan masyarakat, AQUA Grup mendukung terbitnya buku panduan ini. “Sesuai dengan visi kami, yaitu menyediaan kesehatan bagi sebanyak mungkin orang, kami menyadari bahwa hidrasi sangat penting dalam ibadah haji dan umroh. Seperti yang telah dijelaskan oleh narasumber yang lain bahwa suhu udara dan kelembaban di Arab Saudi yang sangat ekstrim menyebabkan jemaah haji dan umroh mudah mengalami kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) yang dapat berakibat fatal khususnya bagi usia lanjut dan yang memiliki penyakit-penyakit tertentu,” kata Health Marketing Manager Danone AQUA, dr. Aninda Perdana, B Med Sc,.
“Harapan kami dengan adanya Buku Panduan Hidrasi Saat Haji dan Umroh adalah agar masyarakat Indonesia khususnya jemaah haji dan umroh senantiasa menjaga hidrasi tubuh mereka dengan baik, agar mereka mampu melaksanan ibadah haji dan umroh tanpa terganggu dengan masalah kesehatan.,” lanjut dr. Aninda.