- Interceptor 001 adalah sistem pertama yang diciptakan The Ocean Cleanup untuk mencegah masuknya sampah plastik ke laut lewat sungai.
- Danone bersama dengan AQUA di Indonesia bekerjasama dengan The Ocean Cleanup untuk melakukan penelitian serta pemanfaatan Interceptor pertama di dunia.
- Partisipasi AQUA ini sejalan dengan komitmen AQUA untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dibanding yang diproduksi serta menumbuhkan budaya daur ulang di Indonesia melalui gerakan #BijakB erplastik.
Jakarta, 31 Oktober 2019 – Danone-AQUA (AQUA) bekerjasama dengan The Ocean Cleanup, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada pengembangan teknologi untuk mengurangi sampah plastik dari laut, hari ini mengumumkan hasil penelitian terkait dengan upaya penanganan sampah di sungai dengan memanfaatkan Interceptor 001. Interceptor 001 menjadi salah satu solusi pencegahan sampah di sungai untuk tidak masuk ke laut pertama yang ada di dunia. Penelitian ini sendiri didukung oleh Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Interceptor 001 saat ini berada di drainase Cengkareng ( Cengkareng Drain ), Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Sistem ini sendiri sangat ramah lingkungan karena 100% bertenaga surya dengan baterai lithium-ion sehingga dapat beroperasi siang dan malam tanpa suara bising ataupun mengeluarkan asap. Sistem ini berfungsi untuk mengambil sampah plastik dari sungai, yang kemudian akan disortir, dan mencegah agar sampah tersebut tidak masuk ke laut.
Hingga saat ini, sudah ada empat Interceptor™ di dunia: dua diantaranya telah beroperasi di Jakarta (Indonesia) dan Klang (Malaysia). Sistem ketiga akan segera ditempatkan di Can Tho yang terletak di Mekong Delta (Vietnam), dan sistem keempat akan ditempatkan di Santo Domingo (Republik Dominika). “Agar sampah benar-benar hilang dari laut, kita harus membersihkan sampah plastik yang sudah ada di laut dan disaat bersamaan, ‘menutup keran’ sampah plastik, yaitu sungai, agar tidak ada lagi aliran sampah plastik masuk ke laut. Kerjasama dengan Danone digabung dengan pendekatan yang sistematis dari The Ocean Cleanup serta program pembersihan sungai yang sudah dilakukan oleh pemerintah akan sangat membantu menciptakan laut Indonesia yang lebih bersih,” ujar Boyan Slat, Founder and CEO of The Ocean Cleanup.
“Sampah plastik adalah isu global yang sangat signifikan dan dampaknya tidak hanya pada lingkungan kita, namun juga terhadap perekonomian, pariwisata serta kesehatan. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia memiliki target untuk mengurangi sebanyak 70% sampah plastik di laut pada 2025. Penting juga untuk dapat mulai mengelola sampah kami sendiri menggunakan prinsip circular economy yang bertujuan untuk mengurangi sampah plastik serta menggunakannya sebagai sumber daya secara terusmenerus. Hal ini diperlukan untuk menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” menurut Safri Burhanuddin, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Republik Indonesia.
Direktur Utama PT Tirta Investama (Danone-AQUA), Corine Tap, mengatakan, “Kami sangat berbahagia dapat bekerjasama dengan The Ocean Cleanup untuk mengoperasikan sistem pertama yang bukan hanya dapat mencegah sampah plastik masuk ke laut, namun juga membantu membersihkan sungai-sungai. Sebagai merek kelahiran Indonesia dengan pengalaman selama lebih dari 46 tahun, kami senantiasa melakukan inovasi-inovasi dan fokus pada aksi nyata dalam mencapai tujuan dan membawa kebaikan kepada masyarakat. Kerjasama kami dengan The Ocean Cleanup merupakan bukti dari komitmen kami tersebut dan AQUA merasa bangga bermitra dengan The Ocean Cleanup untuk memulai penelitian ini. Sejalan dengan komitmen kami untuk mengumpulkan lebih banyak dari yang kita produksi, tahun lalu, kami menjadi pionir dengan meluncurkan gerakan #BijakBerplastik. Gerakan ini juga menjadi wujud nyata upaya kami untuk menumbuhkan budaya daur ulang serta tanggung jawab lingkungan di Indonesia melalui kerjasama dengan mitra dan juga jutaan konsumen kami.”
Hamish Daud, selebriti dan Pendiri Indonesian Ocean Pride mengatakan, “AQUA benar-benar brand yang mampu membuktikan diri sebagai brand pionir dan membuktikan bahwa kolaborasi untuk melakukan hal-hal positif dan nyata bagi lingkungan sangat mungkin dilakukan. Sebagai seorang pecinta lingkungan, saya sangat senang dapat bekerjasama dengan AQUA untuk membawa kebaikan dengan mengajak masyarakat, khususnya generasi muda sebagai generasi calon pemimpin bangsa, berkontribusi dalam menjaga lingkungan.”
The Ocean Cleanup memulai penelitian dan proyek mereka untuk sungai sejak 2015. Interceptor 001 sendiri merupakan bagian dari kerjasama penelitian antara Danone dan The Ocean Cleanup yang dimulai Januari 2018. Di Indonesia, kerjasama tersebut dimulai sejak 2018 antara Pemerintah Indonesia dan Belanda, dan dikembangkan lebih lanjut di Mei 2019 dengan penambahan program penelitian yang dikoordinir oleh AQUA untuk menemukan metode pengumpulan dan pengolahan sampah plastik dari sungai terbaik agar sampah tersebut tidak mengotori laut. Penelitian yang berlangsung di lokasi yang sama dengan Interceptor 001 tersebut mencakup 3 lingkup, yaitu:
- Plastic Waste Flow – mengukur kuantitas dan tipologi sampah plastik di sungai
- Facility Design – mengembangkan sistem pemilahan yang efektif dan aman untuk memproses sampah plastik dari sungai
- End Market Solution – mengindentifikasi teknologi dan industri yang mampu mendaur ulang sampah plastik dari sungai
“Hasil penelitian tersebut menunjukkan bagaimana sistem ini selain dapat mengakomodir kondisi lokal juga mendesain solusi agar mesin dapat beroperasi secara efisien. Mencegah sampah plastik masuk ke laut dari sungai merupakan bagian penting dari sebuah solusi pengelolaan sampah di Indonesia. Karena permasalahan ini sangat kompleks dan mengingat dampak negatif yang dapat ditimbulkan sampah plastik, AQUA bekerjasama dengan pemerintah, komunitas pemulung, bank sampah dan pemangku kepentingan lain, membentuk program untuk mengumpulkan 12.000 ton sampah setiap tahun melalui 6 unit daur ulang (RBU) yang dikembangan AQUA bersama partner local untuk kemudian diolah kembali menjadi bahan baku botol baru. Kami bukan hanya mengumpulkan sampah plastik di darat, namun juga dari sungai dan laut. Kedepannya, kami berencana untuk terus mengembangkan upaya ini dengan melibatkan lebih banyak pihak, menambah 10 titik pengumpulan sampah plastik serta memperkuat 10 fasilitas pengolahan sampah terpadu. Kami berharap dengan program-program ini, dapat mewujudkan target kami di 2025, yaitu dapat mengumpulkan dan mengolah lebih banyak sampah plastik dibanding dengan yang digunakan, 100% menggunakan bahan-bahan yang dapat di daur ulang, digunakan kembali, atau dapat terurai, dan menggunakan lebih dari 50% bahan daur ulang pada botol kemasan kami,” ujar Corine.