Jakarta, 26 April 2018- Sekolah Jurnalisme AJI (SJAJI) dan Danone Indonesia menggelar Health and Nutrition Journalist Academy (HNJA) yang Ke-2 untuk memberikan penguatan kapasitas dan pengetahuan jurnalis di Indonesia mengenai masalah dasar kesehatan dan nutrisi. HNJA yang diselenggarakan pertama kali pada 2017 ini, lahir dari kesamaan visi antara SJAJI dan Danone Indonesia untuk berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.  Kelas HNJA dimulai pada hari ini di Jakarta dan akan berakhir pada Agustus 2018.

Sebanyak 16 jurnalis mengikuti HNJA Ke-2 ini dan akan mendapatkan materi mengenai kesehatan dan nutrisi serta teknis jurnalistik dari pakarnya.  Enam belas jurnalis tersebut telah melalui tahap seleksi sebelumnya berupa wawancara dan pengajuan proposal penulisan. Selama masa akademi, para peserta akan mengikuti 14 kelas, setiap Senin-Kamis, dan juga field trip.  Pada periode kelas, seluruh peserta akan didampingi oleh Kepala Sekolah dan Mentor untuk membantu mereka dalam mengembangkan karya jurnalistiknya. Tahun ini terpilih Febrina Siahaan dan Aloysius Budi Kurniawan sebagai Kepala Sekolah dan Mentor.                                                                                          

SJAJI dan Danone Indonesia berharap bahwa akademi ini dapat memberikan penguatan kapasitas dan pengetahuan jurnalis di Indonesia agar dapat memahami masalah dasar kesehatan dan nutrisi serta memberikan perhatian besar dalam peliputan untuk pemenuhan hak dasar masyarakat ini. Peran jurnalis dinilai sangat penting untuk mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam hal kesehatan dan nutrisi melalui karya jurnalistiknya.

SJAJI diinisiasi untuk meningkatkan kapasitas jurnalis di Indonesia. Harapannya bisa menjaga kalangan jurnalis senantiasa memiliki komitmen untuk memperjuangkan hak-hak publik atas informasi dan kebebasan pers. Isu kesehatan dan nutrisi merupakan hak utama masyarakat yang dinilai perlu mendapatkan perhatian dari seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan Danone adalah perusahaan makanan dan minuman yang memiliki misi untuk menyediakan kesehatan kepada sebanyak mungkin orang. Danone percaya bahwa dalam membentuk tubuh yang sehat, maka dibutuhkan asupan yang sehat yang berasal dari lingkungan yang sehat atau disebut dengan One Planet One Health.

Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan bahwa dalam mengimplementasikan misi Perusahaan sangatlah penting untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Menurutnya, media adalah salah satu garda depan yang dapat mendorong peningkatan kesehatan dan nutrisi masyarakat. “Media memiliki peran yang sangat penting untuk menggugah kesadaran berbagai pihak agar menaruh perhatian pada persoalan  kesehatan dan nutrisi yang menjadi hak dasar masyarakat. Karenanya, bermitra dengan AJI yang memiliki perhatian yang sama, Health and Nutrition Journalist Academy ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang baru bagi para awak media serta mendorong para jurnalis untuk menghasilkan karya-karya untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat,” ujar Arif.

Arif juga menambahkan bahwa isu terkait dengan kesehatan dan nutrisi masyarakat terkait dengan banyak aspek, baik dari sisi kebijakan pemerintah, edukasi masyarakat, ketersediaan akses air bersih, penyetahan lingkungan dan ekonomi serta sosial.

Dari 169 target Sustainable Development Goals atau tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terdapat 19 target yang belum dapat dicapai oleh Pemerintah Indonesia, salah satunya terkait dalam bidang kesehatan.  Penyebabnya antara lain angka kematian ibu yang masih tinggi, sanitasi di pedesaan dan penyakit menular seperti HIV dan TBC. Pemerintah sendiri telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Indonesia (RPJMN) 2015-2019, yang menargetkan beberapa peningkatan indikator kesehatan seperti pencapaian 100% akses air bersih dan sanitasi (Universal Access).  Selain itu, indikator yang lain adalah angka kematian ibu menurun dari 346 per 100.000 kelahiran hidup, untuk angka kematian bayi menurun dari 32 menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan prevalensi kekurangan gizi balita menurun dari 19,6 % menjadi 17% dan prevalensi stunting dari 32,9% menjadi 28%.

Ketua Umum AJI Indonesia Abdul Manan mengatakan, HNJA merupakan salah satu inisiatif untuk meningkatkan kompetensi Jurnalis, khususnya dalam tema kesehatan. Ini merupakan salah satu implementasi dari tiga program utama AJI, yaitu memperjuangkan kebebasan pers, meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan jurnalis. Tema kesehatan, meski penting dan sangat dekat dengan kepentingan banyak orang, juga belum mendapatkan perhatian yang layak. Ini mengesankan bahwa tema ini masih kalah menarik dari soal politik, hukum dan ekonomi. “Adalah salah satu tugas jurnalis untuk ikut menjadikan masalah penting seperti kesehatan menjadi menarik,” kata Manan.

Dengan menggunakan pendekatan akademi seperti HNJA ini, kata Manan, Jurnalis akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus, yaitu mendapatkan pengetahuan soal kesehatan dari pakarnya. Mereka juga akan mendapatkan mentoring dari Jurnalis yang sudah berpengalaman. “Harapan akhir dari pelatihan ini adalah makin banyaknya jurnalis yang lebih memiliki kepedulian terhadap tema kesehatan, selain mendorong lebih banyak karya jurnalistik mendalam atau investigatif soal tema ini,” tambah Manan.