Pemerhati dan aktivis lingkungan serta pihak swasta bersama-sama menyerukan kepada masyarakat untuk turut mengambil peran dalam menjaga kelestarian  air dan lingkungan. Pesan tersebut disampaikan dalam sebuah diskusi jelang berbuka dengan tema “Pelestarian air dan lingkungan sebagai tanggung jawab bersama” yang menghadirkan Prof. Dr. Emil Salim, tokoh lingkungan hidup Indonesia, Sigit Kusumawijaya, arsitek perkotaan yang juga salah satu inisiator Indonesia Berkebun dan Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director, PT. Tirta Investama (AQUA Grup).

 

Prof. Dr. Emil Salim mengatakan, “Kita semua adalah bagian dari masyarakat yang memiliki peran  dalam melestarikan air dan lingkungan. Misalnya pemerintah mengatur kebijakan, masyarakat merawat, akademisi menyediakan teknologi manajemen lingkungan, media memotivasi gerakan pelestarian, sedangkan Lembaga Swadaya Masyarakat mengorganisir pemberdayaan masyarakat. Kita tidak bisa menyerahkan semua tanggung jawab ke satu pihak saja karena masalah air adalah masalah kita semua. Oleh karena itulah kita juga wajib turut serta dalam usaha pelestarian.”   

 

Hal senada disampaikan oleh Sigit Kusumawijaya, “Salah satu contoh masalah lingkungan yang kita hadapi bersama adalah banjir. Penyebab utamanya sampah yang diperkirakan mencapai 130.000 ton/hari[1]. Jadi sebesar apapun usaha aparat menangani banjir, jika masyarakat tetap membuang sampah sembarangan tanpa merasa berdosa, masalah tersebut tidak akan pernah dapat diatasi. Untuk itu Indonesia Berkebun berusaha memanfaatkan lahan terlantar untuk dijadikan lahan produktif dengan cara ditanami tanaman pangan, sehingga tanah yang tadinya rusak bisa subur kembali dan mampu meresap air hujan dengan cepat sehingga mencegah timbulnya banjir.” 


"AQUA Grup sebagai pihak yang juga memanfaatkan air, berkomitmen untuk menjaga kelestariannya. Berbagai upaya kami lakukan dalam program-program sosial dan lingkungan di bawah AQUA Lestari, untuk melestarikan Daerah Aliran Sungai (DAS).  Pelaksanaannya ini selalu melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, LSM, akademisi dan masyarakat. Dengan keterlibatan mereka, program-program pelestarian air dan lingkungan dapat cepat tercapai dan berkelanjutan,” tambah Karyanto Wibowo.

 

Semua orang dapat berpartisipasi melestarikan lingkungan dan air

Lebih dari 70% permukaan bumi terdiri dari air. Oleh karena itu air sering dianggap sebagai sumber daya alam yang melimpah dan tidak akan pernah habis. Padahal kebalikannya, air dapat habis karena hanya sekian persen dari total jumlah air di bumi yang dapat digunakan/dikonsumsi. Pengertian konsumsi disini tidak terbatas untuk diminum saja, namun juga termasuk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Prof. Dr. Emil Salim mengatakan, “Semua barang yang kita gunakan, dari makanan, pakaian, sepatu, buku, seluruhnya membutuhkan pasokan air dalam proses produksi maupun perawatannya. Disinilah partisipasi masyarakat benar-benar signifikan.”

 

Terdapat sebuah konsep perhitungan jejak air atau water footprint untuk mengindikasikan jumlah air yang dipergunakan individu, komunitas maupun industri saat membuat/merawat barang. Perhitungan jejak air tersebut diartikan secara virtual, dari pemakaian air hujan (green water footprint), air permukaan/air tanah (blue water footprint) sampai air untuk mengolah limbah barang tersebut (grey water footprint). Angkanya bervariasi tergantung proses produksi, lokasi, bahkan cuaca.


Sebagai contoh, untuk memproduksi 1 kilogram daging dibutuhkan sekitar 15.000 liter air[2] dan 8.000 liter untuk memproduksi sebuah celana jeans.[3] Hal ini menunjukkan konsumsi barang-barang di atas jauh lebih banyak daripada rata-rata 8 liter air yang diminum per hari. Terdapat banyak kalkulator digital yang mudah dipergunakan untuk mengetahui perhitungan jejak air, salah satunya www.waterfootprint.org. [4]

 

“Walaupun hanya sebagai indikasi virtual namun secara ilmiah perhitungan jejak air seharusnya memberikan kesadaran bagi kita semua untuk turut berpartisipasi melestarikan air,” tambah Sigit Kusumawijaya. “Caranya sederhana, kita cukup dengan bijak memilih produk yang efisien air dalam proses produksinya.”

 

Sejak awal, pelestarian air dan lingkungan merupakan upaya AQUA Grup untuk mengelola sumber daya air yang berkelanjutan, baik untuk operasional bisnis maupun sosial-lingkungan melalui keseimbangan neraca air, pengendalian kualitas air dan pengelolaan sumber daya air.

 

Karyanto Wibowo memaparkan, ”Program pelestarian air dan lingkungan yang dilakukan kami berbasiskan DAS dari hulu sampai hilir. Program-program tersebut dikembangkan untuk mempertahankan kualitas, kuantitas dan keberlanjutan sumber daya air. Kami mengembangkan program konservasi seperti penanaman pohon,  pembuatan embung, rehabilitasi saluran irigasi, pembuatan sumur resapan, pengembangan pertanian organik, biopori di daerah hilir. Program tersebut diikuti dengan pemberdayaan masyarakat, peningkatan akses air bersih dan penyehatan lingkungan, pendidikan tentang pelestarian air serta peningkatan kesejahteraan.”

 

Pada tahun 2014, AQUA Grup menandatangani MOU dengan Kementerian Kehutanan RI untuk menjalankan program konservasi di area yang ditentukan bersama.

 

Berbagai inisiatif lingkungan tersebut berada di bawah payung AQUA Lestari, yaitu perwujudan komitmen ganda AQUA Grup yang mengedepankan keseimbangan antara keberhasilan ekonomi dan kemajuan sosial. AQUA Lestari direalisasikan lewat empat pilar, yaitu Pelestarian air dan lingkungan; Praktek perusahaan ramah lingkungan; Pengelolaan distribusi produk; dan Pelibatan dan pemberdayaan masyarakat.

 

Peluncuran Anugerah Jurnalistik AQUA 2015

Terkait dengan upaya berkelanjutan untuk melestarikan air sekaligus sebagai apresiasi terhadap insan media dan pegiat media sosial, AQUA Grup menggelar Anugerah Jurnalistik AQUA (AJA), tahun kelima, dengan tema: “Kelestarian Air dan Lingkungan Sebagai Tanggung Jawab Bersama”.

 

Kamsul Hasan, Ketua Komisi Kompetensi Wartawan PWI Pusat, mengatakan, “Media massa dan media sosial memiliki peran sangat penting dalam pelestarian air dan lingkungan. Media dapat merubah pandangan, menginspirasi namun dapat pula menyulut emosi publik sehingga kode etik harus selalu menjadi panduan penulisan. Lomba penulisan ini sangat baik karena memberi ‘suara’ kepada air dan lingkungan sehingga kita semua dapat ‘mendengar’ keluh kesah mereka.”

 

Troy Pantouw, Corporate Communication Director, PT. Tirta Investama (AQUA Grup), mengatakan, “AJA V terbuka bagi wartawan media massa dan masyarakat umum di seluruh Indonesia yang telah mempublikasikan karyanya selama periode 1 November 2014 hingga 31 Oktober 2015. Tahun ini untuk pertama kalinya kategori radio turut berkompetisi, selain lima kategori lain yang sebelumnya telah ada.”

 

Frans Padak Demon, Direktur VOA, Indonesia, sebagai salah satu juri lomba karya jurnalistik ini mengatakan, “Lomba karya tulis jurnalistik umumnya hanya menilai karya tulis cetak karena lebih mudah penilaiannya. Senang sekali Anugerah Jurnalistik AQUA V memasukkan kategori karya radio karena media radio sama efektifnya dengan media-media lain untuk menginspirasi pendengar turut berpartisipasi dalam gerakan pelestarian air dan lingkungan." 

 

Keterangan lengkap mengenai AJA V tersedia di www.aqua.com/anugerahjurnalistik/.  Karya dapat dikirim ke LombaAJA5@yahoo.com dan LombaAJA5@gmail.com

 Informasi lebih lanjut silakan  menghubungi:

Departemen Corporate Communication AQUA Grup                                                                           

Telepon       : (021) 2996 1000                                                                 
Email           : corpcomm.aqua@danone.com

 


[1] http://www.menlh.go.id/hari-peduli-sampah-2014-indonesia-bersih-2020/

[2] 93% green water footprint, 4% blue, 3% grey - http://waterfootprint.org/en/water-footprint/what-is-water-footprint/

[3] http://www.routledge.com/books/details/9781849714273/

[4] http://waterfootprint.org/en/resources/interactive-tools/personal-water-footprint-calculator/personal-calculator-extended/