Jakarta, 9 Maret 2022 – Pemerintah Kabupaten Gresik dan PT Reciki Solusi Indonesia (Reciki) menandatangani MOU Kerja sama Pengolahan dan Pengurangan Sampah melalui Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Sampahku Tanggung Jawabku (Samtaku). DanoneAQUA sebagai pihak swasta yang juga aktif terlibat dalam proses pembangunan turut hadir menyaksikan penandatangan yang digelar bertepatan dengan perayaan hari jadi Kota Gresik dan HUT Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik.
Berdasarkan data dari Indonesia National Plastic Action Partnership yang dirilis bulan April 2020, Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik dan 9%-nya atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau dan laut. Belum terintegrasinya sistem persampahan nasional menjadi penyebab sampah rumah tangga tidak terkelola sehingga menyebabkan beban berlebih di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di berbagai daerah, Hal serupa juga dialami oleh Kabupaten Gresik yang saat ini menghadapi permasalahan overload di TPA Ngipik yang menjadi satusatunya tempat pembuangan sampah akhir bagi masyarakat Gresik. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh Pemkab Gresik untuk mengurangi dan menangani sampah, antara lain dengan mendorong pembentukan Bank Sampah di seluruh desa serta pembuatan TPS3R, namun hingga saat ini cakupan layanan sampah baru mencapai 30%.
Untuk itu, Pemkab Gresik menggandeng PT Reciki Solusi Indonesia dan Danone-AQUA mengembangkan TPST Samtaku yang dibangun di atas lahan milik Pemkab seluas 3000m² di Kelurahan Ngipik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Dalam pengelolaannya TPST ini akan memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi sebagai pekerja dan akan melayani pengambilan sampah bagi 25.000 kepala keluarga di wilayah Kecamatan Gresik, serta berbagai kawasan perkantoran, komersial, dan industri di Kabupaten Gresik. TPST ini ditargetkan akan memiliki kapasitas pengolahan sampah hingga 200 ton per hari dan diharapkan akan terkumpul sampah botol plastik sebanyak 150 ton per bulan.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, SE pun menyambut baik inisiatif dan kolaborasi yang dibangun, “kami mengapresiasi inisiatif pengelolaan sampah yang dilakukan Reciki bersama Danone-AQUA. Dari dulu hingga sekarang sampah di Gresik belum ada penanganan dan masih langsung menuju ke TPA. Kolaborasi Reciki - Danone AQUA dan Pemkab Gresik akan mengelola sampah dari rumah tangga dan TPS Desa dan dipilah berdasarkan jenisnya di TPST dengan teknologi RDF dengan target 200 ton per hari”, kata Bupati.
“Pemkab Gresik memperoleh manfaat berupa efisiensi anggaran DLH utk mengelola sampah, dan sampah terkelola dan terolah sampe zero waste. Investasi dari APBD berupa bangunan, Danone-AQUA berkontribusi untuk pengadaan mesin dan Reciki akan menangani Teknologi Pengelolaan dan operasionalnya. Semoga bisa menjadi alternatif solusi permasalahan sampah yang ada saat ini” tambah Bupati.
Dengan mengedepankan prinsip Zero Waste To Landfill, TPST Samtaku akan menerapkan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel), dimana sampah organik akan dikelola menjadi kompos dan sebagian akan diproses bersama dengan sampah residu untuk menghasilkan bahan bakar. Sementara untuk sampah kemasan botol plastik bekas yang terpilah akan dikirim ke pabrik PT. Veolia Services Indonesia, mitra daur ulang Danone-AQUA, untuk diolah kembali menjadi material rPET (recycled PET) sebagai bahan baku botol plastik baru Danone-AQUA. Artinya, seluruh sampah yang terkumpul di fasilitas ini nantinya akan dikelola dan dapat dimanfaatkan kembali sehingga tidak ada yang terbuang ke lingkungan atau berakhir di TPA.
Sementara itu, Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, menjelaskan, “TPST Samtaku Gresik menjadi TPST ketiga yang dikembangkan oleh DanoneAQUA bersama berbagai mitra setelah sebelumnya kami mengembangkan TPST Samtaku di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dan TPST Samtaku Jimbaran di Kabupaten Badung, Bali. Inisiatif ini dikembangkan sebagai bagian dari komitmen #BijakBerplastik Danone-AQUA dan mencapai ambisi untuk dapat mengumpulkan lebih banyak sampah plastik daripada yang kami gunakan untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan sampah di Indonesia. Pada dua TPST terdahulu yaitu TPST Lamongan dan TPST Jimbaran kami telah berhasil melakukan pengurangan jumlah sampah ke TPA hingga 70%.”
“TPST Samtaku Gresik direncakan juga akan dilengkapi dengan wahana edukasi dan akan menjadi sarana penyebarluasan pengetahuan terkait pengelolaan sampah bagi masyarakat. Pembangunan infrastruktur juga disertai dengan sosialisasi pemanfaatan TPST dan Pendidikan pengelolaan sampah kepada masyarakat di Kecamatan Gresik; Bank sampah; serta mitra pemulung di Kecamatan Gresik. Selain itu agar generasi muda paham tentang pengelolaan sampah sejak usia dini, juga akan diadakan ToT Sampahku Tanggungjawabku di sekolahsekolah,” tambah Karyanto.
Danone-AQUA sebagai pelopor produsen air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia, sejak tahun 1993 telah menjadi pionir dalam mengumpulkan kembali dan mendaur ulang sampah botol plastik paska konsumsi dengan mengembangkan Program AQUA Peduli. Pada tahun 2018, Danone-AQUA memperkuat komitmen tersebut dengan meluncurkan Gerakan #Bijakberplastik, yang berfokus pada tiga pilar utama, yaitu: Pengumpulan, Edukasi dan Inovasi. Melalui Gerakan #BijakBerplastik Danone-AQUA bertekad untuk mewujudkan penerapan ekonomi sirkular di Indonesia. Melalui 6 unit usaha daur ulang yang tersebar di Indonesia serta pengembangkan TPST, Bank Sampah dan Collection Center, hingga saat ini Danone-AQUA telah berhasil mengumpulkan hingga 13,000 ton kemasan plastik paska konsumsi pertahunnya sekaligus memberdayakan 10,000 pemulung yang bertujuan mendukung pemerintah mencapai target pengurangan sampah ke laut hingga 70% di tahun 2025.