AQUA memberi hidup kedua ke sampah botol plastik melalui Program Inclusive Recycling Indonesia (IRI). Program ini membuat sampah botol plastik pun tidak lagi berakhir menjadi hanya sekadar sampah.
Sampah botol AQUA maupun sampah botol plastik lainnya bisa diolah menjadi bahan baku produk baru untuk botol baru (bottle to bottle=close loop).
IRI yang mendapat dukungan dari Danone Ecosystem itu telah dikembangkan sejak 2018 lalu. Program ini diharapkan berkontribusi pada peningkatan jumlah pengumpulan sampah botol plastik terutama di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur., Palu Palangkaraya dan Makassar
Untuk menciptakan siklus hidup kedua bagi sampah itu, botol plastik dikumpulkan dari dua sumber, yaitu 4 Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reused & Recycled (TPS3R), dan 11 pusat pengumpulan (pengepul)/ Collection Center. Botol-botol tersebut kemudian dibawa ke mitra bisnis daur ulang AQUA untuk diolah menjadi bahan baku untuk campuran pembuatan botol baru (close loop).
Kini, 42.445 ton sampah plastik dan 38.079 ton sampah plastik PET berhasil dikumpulkan melalui program IRI.
Selain itu, AQUA berupaya meningkatkan kesejahteraan pemulung yang merupakan lini depan pengelolaan sampah, lewat program tersebut. Total 2.916 jiwa menerima social benefit dari program ini, berupa BPJS, tabungan emas dan tabungan pensiun. 2.916 jiwa itu terdiri dari pekerja TPS3R 120 jiwa, pekerja CC 282 jiwa, dan pemulung 2.514 jiwa.
AQUA Edukasi Pengelolaan Sampah ke Masyarakat
AQUA juga melibatkan konsumen di tingkat rumah tangga dalam IRI. Oleh karena itu, para pengepul, pengelola TPS 3R dan kader desa diedukasi tentang pemilahan dan pengelolaan sampah. Harapannya, mereka akan menularkan informasi tersebut kepada masyarakat yang menjadi pelanggan, sehingga terbentuk perilaku yang bertanggung jawab atas sampah mereka.
Sampai akhir 2023, edukasi pengelolaan sampah sudah diberikan kepada 45.000 jiwa. Lebih dari itu, sejak ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, peran TPS3R di bawah IRI yang beroperasi di Yogyakarta menjadi sangat penting. Sebagai contoh TPS3R Kupas di Panggunghardjo dan TPS3R GIAAAAT di Minomartani turut mengelola sampah rumah tangga yang berasal dari Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman.
Indonesia juga disebut sebagai negara yang menyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. Padahal konsumsi plastik Indonesia hanya mencapai 5,32 juta ton/tahun. Jumlah ini relatif kecil jika dibanding konsumsi Jepang yang mencapai 13,72 juta ton/tahun.